Rabu, 30 November 2011

Uang dan Investasi - Seri 2

Setelah di dalam Seri I Uang Kamu dan Investasi sebelumnya membahas Pengeluaran dan Tabungan sebagai hal mendasar yang harus dipahami bagi kita yang telah memiliki penghasilan sendiri dan kenapa kita sebaiknya memulai ber-Investasi sejak dini, maka pada Seri II ini akan membahas dasar-dasar jenis dan instrumen investasi yang dapat dipilih oleh kamu.

Sebelum mengenal instrumen Investasi, ada baiknya kamu mengetahui bahwa dalam berinvestasi ada 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu risiko, tujuan keuangan dan hasil investasi itu sendiri. Sangat manusiawi jika kita takut dengan risiko, kekhawatiran bahwa dana kita berkurang dari jumlah yang disetor, misalnya karena produk investasi tidak seluruhnya produk bank, seperti Reksadana, sehingga tidak memiliki penjamin simpanan layaknya tabungan dan deposito. Hukum investasi yang paling dasar adalah semakin tinggi potensi hasil investasi yang didapatkan maka semakin besar risiko dari produk investasi tersebut (high risk, high return). Risiko tidak dapat dihindari sepenuhnya, namun dapat dikelola sehingga kita nyaman saat mulai berinvestasi. Risiko dapat dikelola dengan dua cara sederhana, yaitu penggunaan produk sesuai jangka waktu investasi dan tujuan keuangan.

Pada dasarnya, Investasi dapat dibagi ke dalam lima kelas harta investasi, beberapa pilihan yang tersedia di pasar saat ini merupakan turunan atau kombinasi dari kelas tersebut, yaitu:

Kelas 1. Kas
Simpanan untuk menampung dana dalam bentuk Kas seperti: Rekening Giro, Tabungan, Tabungan Berjangka, Deposito, atau Reksadana Pasar Uang.

Rekening Giro: bentuk simpanan yang memungkinkan nasabah menarik dana dalam keadaan saldo nol namun harus membayar bunga overdraft (bunga pinjaman harian) dan nasabah harus dapat mengembalikan saldo minimum dalam hitungan hari. Rekening Giro hampir tidak memberikan bunga bagi nasabahnya atau maksimum setingkat bunga Tabungan.

Tabungan Berjangka:  merupakan perpaduan antara Tabungan dengan produk asuransi yang memberikan perlindungan bagi ahli waris. Berjangka waktu antara 6 bulan sampai 5 tahun dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari tabungan biasa namun di bawah Deposito. Nasabah tidak diperkenankan menarik dananya hingga periode yang telah ditentukan.

Deposito: produk investasi jangka waktu pendek (1, 3, 6, dan 12 bulan) dengan bunga yang lebih tinggi dibanding Tabungan Berjangka. Deposito cocok sebagai simpanan sementara saat menerima uang THR atau bonus dan belum digunakan dalam waktu dekat atau sebagai simpanan hasil investasi dari produk investasi yang lebih besar.

Reksadana Pasar Uang: produk investasi yang menginvestasikan 100% dana kelolaan investasi masyarakat ke dalam produk pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia, Deposito dan Obligasi di bawah 3 tahun. Reksadana Pasar Uang memberikan hasil lebih tinggi dari deposito, dapat ditarik setiap saat (dengan proses 4-7 hari kerja) dan cocok digunakan untuk simpanan Dana Darurat (lihat Seri I).

Kelas 2. Obligasi
Surat berharga yang menyatakan adanya pinjaman yang diberikan pemegang obligasi kepada penerbit obligasi, bisa pemerintah maupun korporasi. Obligasi seperti: Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Korporasi, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (Syariah), Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Campuran Konservatif atau Reksadana Terproteksi Pendapatan Tetap.

Obligasi: suatu pernyataan hutang dari penerbit obligasi, penerbit bisa dari Pemerintah dengan SUN atau ORI atau dari Korporasi, yang menjanjikan pemegang obligasi untuk membayar kembali pokok utang pada saat jatuh tempo dan dalam masa hutang akan membayarkan “kupon” atau bunga dari obligasi tersebut. Obligasi umumnya berjangka waktu 3-5 tahun.

Reksadana Pendapatan Tetap: produk investasi yang menginvestasikan minimum 80% dana kelolaan investasi masyarakat ke dalam produk obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dan sisanya ke pasar uang. Reksadana ini tidak membayarkan hasil obligasi secara berkala kepada investor namun diinvestasikan kembali di dalam dana kelolaan sehingga nilai investasi akan meningkat.

Reksadana Terproteksi: Reksadana ini menjanjikan proteksi atas modal setoran awal, jika tidak dicairkan hingga jatuh tempo reksadana. Memberikan hasil secara berkala (1, 3, atau 6 bulanan). Reksadana ini hanya dapat dibeli saat penjualan perdana dengan nilai setoran dan kelipatan yang lebih tinggi dari Rekasana pendapatan tetap.

Kelas 3. Komoditas
Bentuk investasi berupa barang berharga yang memiliki nilai tinggi untuk diperdagangkan karena nilanya meningkat setiap tahun dan stabil diatas rata-rata seperti Emas, Permata, Perak, Logam Mulia lain, Kelapa Sawit, Lukisan, Batik Kuno, atau barang koleksi lain. Bentuk investasi ini cocok digunakan untuk kebutuhan investasi jangka menengah hingga jangka panjang.

Kelas 4. Properti
Bentuk investasi berupa harta tidak bergerak (fixed asset) yang memiliki nilai semakin tinggi setiap tahunnya seperti Rumah, Apartemen, Tanah, Gedung Perkantoran, Ruko atau Rukan.

Kelas 5. Saham
Surat berharga yang menyatakan adanya porsi kepemilikan pemegang saham disebuah perusahaan atau organisasi.
Contoh: Saham atas perusahaan terbuka (Tbk) atau perusahaan tertutup, pemilik modal pada sebuah bisnis, Reksadana Saham, Reksadana Campuran Moderat atau Agresif, atau Reksadana Indeks.

Saham: adalah instrumen investasi modal dalam suatu perusahaan. Pemegang saham menikmati berbagai keuntungan seiring meningkatnya kinerja keuangan perusahaan tersebut, seperti keuntungan dividen dan selisih  kenaikan harga saham perusahaan dari harga beli awal jika saham tersebut dijual. Saham adalah salah satu instrumen yang paling berisiko, namun dalam jangka panjang memberikan keuntungan paling tinggi. Jika kamu masih berusia di bawah 40 tahun dan belum memiliki Dana Pensiun, maka Saham berikut produk-produk investasi turunannya seperti Reksadana Saham (mengalokasikan minimal 80% dana kelolaan investasi masyarakat pada instrumen saham) adalah investasi yang paling cocok untuk kamu.

Reksadana Campuran: produk investasi yang menginvestasikan dana kelolaan investasi masyarakat ke dalam berbagai produk seperti pasar uang, obligasi dan saham. Prosentase alokasi invetasi setiap produk ini berbeda-beda, semakin besar porsi alokasinya pada instrumen Saham maka semakin agresif hasil investasi dan tingkat risiko pada reksadana ini.

Setelah mengetahui jenis-jenis harta investasi, maka dasar Investasi dapat dibagi lagi berdasarkan jangka waktu dan tujuan keuangannya sesuai dengan jangka waktu tersebut:

Investasi Jangka Pendek ( < 5 tahun)
Investasi seperti ini biasanya dibuat untuk tujuan keuangan seperti liburan keluar negeri, membeli barang kebutuhan yang mahal atau diluar pengeluaran tahunan, uang pangkal pembelian rumah, hingga uang pangkal Taman Kanak-kanak bagi yang telah memiliki anak. Sesuai jangka waktunya maka biasanya produk investasi yang digunakan tidak memberikan hasil yang tinggi namun juga memiliki resiko yang rendah. Produk investasi yang dapat digunakan untuk jangka waktu investasi ini adalah di kelas Kas dan kelas Obligasi (yang berjangka waktu 3 tahun) dengan hasil investasi antara o% sampai dengan maksimal 10% per tahun, dan Emas atau Logam Mulia.

Investasi Jangka Menengah (5 – 10 tahun)
Investasi berjangka waktu menengah ini dibuat untuk tujuan keuangan yang lebih besar dari jangka pendek namun memiliki tenggat waktu terbatas, seperti Uang pangkal pendidikan SD dan SMP anak, mempersiapkan modal bisnis, atau mempersiapkan modal pembelian fixed asset yang cukup besar. Investasi jangka menengah cocok bagi investor yang baru berkenalan dengan jenis investasi kelas Saham, produk-produk investasi untuk jangka menengah biasanya sudah mulai bersentuhan dengan Saham yang memiliki hasil tinggi-risiko tinggi namun masih dibarengi dengan produk investasi berpendapatan tetap. Produk yang cocok dengan jangka waktu ini antara lain berada di antara kelas Obligasi dan sebagian produk kelas Saham seperti Reksadana Campuran dengan hasil investasi antara 10% sampai dengan 15% per tahun, kelas Properti bagi tipe investor yang telah memiliki pengetahuan pasar properti, dan kelas Komoditas.

Investasi Jangka Panjang (> 10 tahun)
Sesuai jangka waktunya, maka para investor sudah memiliki tujuan keuangan di masa depan yang membutuhkan imbal hasil tinggi untuk mencapainya, namun menyadari bahwa risiko tinggi juga dapat terjadi. Tujuan keuangan jangka panjang antara lain seperti Dana Pensiun, dana pendidikan kuliah anak, pembelian fixed asset kedua atau modal bisnis setelah pensiun. Produk yang digunakan untuk investasi jangka panjang banyak berada di kelas Saham karena kelas ini memberikan hasil investasi yang paling tinggi, antara 15% sampai dengan 25% per tahun.

Dengan banyaknya kebutuhan hidup dan nilainya yang tinggi seperti saat ini serta diikuti oleh inflasi yang menyebabkan nilai kebutuhan tersebut semakin meningkat setiap tahun, sangat penting bagi kita untuk memulai investasi sejak dini. Investasi tidak dapat dilakukan dengan tepat jika kamu belum menetapkan tujuan keuangan dan mengenali jenis dan produk investasi serta variasi potensi hasil investasi dan risikonya.

Informasi di atas merupakan salah satu ilmu dasar bagi kamu untuk mengenali Investasi dan memulainya, selanjutnya dapat kamu pelajari melalui buku, internet, atau berkonsultasi dengan pihak yang memang memiliki pengetahuan dan kompetensi di bidang perencanaan keuangan. Sisihkan pendapatan kamu dari sekarang dan jangan takut berinvestasi! J

(sumber: 1) Hananto, Ligwina. 2011.Untuk Indonesia Yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin. Jakarta: Literati;
2) Ghozie, Prita. 2010. Menjadi Cantik, Gaya, dan Tetap Kaya. Jakarta. Elex Media Komputindo )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar